Rabu, 26 Maret 2014

MENGANALISA KARYA SASTRA "PUISI"

                                                               
PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
                                 
                            TANAH AIRKU




Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur

Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....

 Puisi : Haris Rahmat Nugraha


Tema
tema puisi di atas adalah tanah airku


Perasaan
terlihat dalam puisi tersebut penulis begitu sangat mencintai tanah air nya indonesia


Pemilihan kata (Diksi)
dalam pemilihan kata terlihat penyair menunjukan keindahan di tanah air nya indonesia

Kandungan Puisi

Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur


pada bait pertama menunjukan betapa indah dan makmur nya tanah air indonesia




Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....

pada bait kedua menunjukan bahwa kita harus cinta dan harus memiliki jiwa nasionalisme untuk membela dan menjaga tanah air indonesia karena di sana kita lahir sampai kita mati

 Amanat 
cintai dan jagalah tanah air indonesia karena disana tepat kita lahir dan mati



Selasa, 18 Maret 2014

MENGENAL KEBUDAYAAN SUKU DANI DI PAPUA

  SEJARAH PAPUA


 
     Papua adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Nugini bagian barat atau west New Guinea.
Papua juga sering disebut sebagai Papua Barat karena Papua bisa merujuk kepada seluruh pulau Nugini termasuk belahan timur negara tetangga, east New Guinea atau Papua Nugini. Papua Barat adalah sebutan yang lebih disukai para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Provinsi ini dulu dikenal dengan panggilan Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973, namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua. Pada masa era kolonial Belanda, daerah ini disebut Nugini Belanda (Dutch New Guinea).

Asal kata Irian adalah Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.
Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai protes, Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian Jaya Barat yang sekarang menjadi Provinsi Papua Barat

MANUSIA

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu 

Nah berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa unsur yang mengambarkan tentang manusia pada umum nya yaitu :
  1. Jasad : yaitu tubuh manusia yang terlihat secara kasat mata menempati ruang dan waktu
  2. Hayat  : sesuatu yang menempati unsure hidup (jasad)
  3. Ruh     : sesuatu yang berbau spiritual yang berhubungan dengan tuhan sebagai sang                     pencipta,menjadi pusat lahir nya kebudayaan
  4. Nafs    : kesadaran akan diri nya sendiri

HAKIKAT MANUSIA

Manusia merupakan salah satu makhluk Tuhan Yang Maha Esa paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dikarenakan manusia mempunyai akal pikiran, sehingga manusia dapat menggunakan akal pikirannya untuk bertindak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku dimasyarakat serta mampu berkomitmen dengan nilai-nilai yang ada. Selain memiliki akal pikiran manusia juga memiliki jiwa dan roh yang tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan roh tersebut melekat pada tubuh (raga) manusia. Dengan adanya komponen tersebut, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, selalu berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial dan budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.
Karena manusia sebagai makhluk sosial, dari proses sosial maka manusia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen, yaitu:
  1. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.

  2. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia.

  3. Komponen konatif adalah aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak
Disisi lain, manusia selalu identik dengan dirinya sendiri, meskipun mengalami perubahan didalam ukuran dan bentuk, perubahan dalam cara berpikir, merasa, bersikap, cita-cita, perkembangan dalam pergaulan, peranan yang dimainkan dan linkungan sosial. Didalam diri manusia terdapat kesatuan (unitas) dan sekaligus keberagaman (kompleksitas) yang tidak bisa disangkal kebenarannya.

MANUSIA SUKU DANI

      Suku Dani adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Wamena, Papua, Indonesia. Suku-suku lain yang terdapat di daerah ini antara lain Yali dan Lani. Suku Yali adalah salah satu suku yang mendiami bagian selatan di antara perbatasan Wamena dan Merauke, sedangkan suku Lani mendiami bagian sebelah barat dari suku Dani. Ketiga suku ini memiliki ciri khas masing-masing baik dari segi budaya, adat istiadat, dan bahasa.

Orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.

Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput/ serat dan tinggal di Honai-Honai (sebuah gubuk yang beratapkan jerami/ilalang).

A.SISTEM RELIGI

sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Kendati demikian Suku Dani masih memiliki kepercayaan adat yang lebih dikenal dengan konsep yang dinamakan Atou yang dipercaya bahwa segala kesaktian yang dimiliki oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Kesaktian
tersebut antara lain kesaktian menjaga kebun, kesaktian mengobati atau
menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya, serta kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.

B.SISTEM ORGANISASI KEMASYARAKATAN

budaya suku dani  dalam menjalani hubungan kemasyarakatan menggunakan sistem  yang di bagi dalam tiga jenis tingkat kekeluargaan,yaitu :

1.hubungan kekeluargaan yang paling kecil. meliputi sebuah kumpulan yang terdiri dari dua sampai tiga keluarga yang secara bersama-sama tinggal di sebuah komplek yang di tutup pagar.sistem ini dinamakan ukul atau klan yang kecil

2.hubungan antara suku dani yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok ukul hubungan ini di beri nama ukul oak atau ukul besar.

3.hubungan teritorial yaitu kesatuan teritorial paling kecil suku dani merupakan gabungan dari ukul besar yang di beri nama uma kelompok ini selalu di pimpin laki-laki.


C.Sistem Politik Suku Dani

Kepala suku besar disebut ap kain. Pemimpin suku disebut watlangka. Selain itu juga terdapat pemimpin pada bidang tertentu, sebagai berikut.
  1. Ap Menteg adalah kepala perang.
  2. Ap Horeg adalah kepala suku kesuburan.
  3. Ap Ubalik adalah kepala suku adat.
Pemimpin dalam masyarakat Dani harus dapat menjadi panutan bagi rakyatnya. Oleh sebab itu pemimpin tersebut juga harus memiliki kemampuan, antara lain berdiplomasi, bercocok tanam, berburu, keberanian, dan ramah.
Kepala / Panglima perang Suku Dani
Gambar 2. Panglima perang Suku Dani. (detik.com)

D.Sistem Ekonomi Suku Dani

Mata pencaharian suku bangsa Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar yang disebut hipere. Selain berkebun, mata pencaharian suku bangsa Dani adalah beternak babi. Babi dipelihara dalam kandang yang bernama wamai.

Bagi suku bangsa Dani, babi memiliki manfaat yang cukup banyak, antara lain dagingnya untuk dimakan, tulangtulangnya untuk pisau dan hiasan, dan darahnya untuk perlengkapan upacara adat.

E. Sistem Kesenian dan kerajinan Suku Dani

Kesenian masyarakat suku bangsa Dani dapat dilihat dari cara membangun rumah dan beberapa bangunan suku bangsa Dani antara lain sebagai berikut.
  1. Honae adalah merupakan rumah adat suku bangsa Dani. Honae berbentuk bulat dan atapnya berasal dari rumput kering
  2. Ebeai adalah rumah wanita, ebe artinya tubuh/pusat dan ai artinya rumah.3
  1. Wamai adalah kandang babi yang berbentuk persegi panjang dan disekat sebanyak jumlah ebeai.
Kerajinan masyarakat suku bangsa Dani antara lain korok: alat sejenis parang, sege: alat sejenis tugal untuk melubangi tanah, moliage: sejenis kapak batu dengan ujung dari besi, dan wim: busur panah. Peralatan-peralatan tersebut biasanya diberi hiasan atau diukir agar nampak indah.

Kesimpulan :
di indonesia begitu banyak ragam suku dan budaya salah salah satu nya suku dani di papua 
dijaman moderen ini suku dani salah satu suku yang masih menjaga dan menjunjung tinggi tradisi leluhur dan adat istiadatnya serta keseniannya hingga bertahan sampai sekarang.



sumber :



Indriyawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 137.

Hadi, hardono. (1996). Jati Diri Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya