Sabtu, 25 April 2015

tulisan teori organisasi umum 2

pengalaman saya dalam pengambilan keputusan kelompok
pada tahun 2013 pada suatu matkul saya di jadi kan ketua kelompok presentasi dimana saya memberikan instruksi pada anggota kelompok saya untuk mencari beberapa materi untuk menjadi bahan presentasi terkadang kelompok kami sering melakukan pertemuan kecil untuk membahas materi yang akan kami bawakan dan pada saat tiba waktunya kelompok kami mendapat giliran presentasi kelompok kami sudah siap dengan berbagai persiapan.

Tugas soffskill teori organisasi umum 2 Faktor Faktor Pengambilan Keputusan

Faktor Faktor Pengambilan Keputusan


A. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


1. Posisi / Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut. 
-) Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer). 
-) Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.


2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
-) Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
-) Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Masalah berdasarkat sifat dapat dibagi sebagai berikut :
-) Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari. 
-) Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.


3. Situasi 
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. 


Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
-) Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya. 
-) Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.


4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya. 


5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.


Ada pula beberapa pendapat lain tentang kondisi untuk pengambilan keputusan.

1. Keadaan Intern Organisasi
-) Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di dalam organisasi tersebut.
-) Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.

2. Keadaan Ekstern Organisasi
-) Keadaan ekstern organisasi bersangkut paint dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara lain meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya.
-) Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.

3. Tersedianya Informasi Yang Diperlukan
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik.

Sifat - sifat informasi tersebut :
• Akurat, artinya informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
• Up to date, artinya informasi tersebut harus tepat waktu.
• Komprehensif, artinya informasi harus dapat mewakili.
• Relevan, artinya informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan diselesaikan.
• Memiliki kesalahan baku kecil, artinya informasi itu memiliki tingkat kesalahan yang kecil.


4. Kerpribadian dan Kecakapan Pengambil Keputusan
-) Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.
-) Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat­ tidaknya keputusan yang diambil.
-) Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.


B. Implikasi Manajerial
Dari berbagai macam faktor untuk mengambil keputusan, seorang pengambil ke

Tugas soffskill teori organisasi umum 2 ke 2

JENIS-JENIS KEPUTUSAN

Definisi Keputusan menurut para ahli
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Bentuk-bentuk atau jenis-jenis  Keputusan
Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.
Contoh:
Dalam suatu perusahaan jika kita mendapatkan suatu masalah maka, kita dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikannya kita tidak boleh terburu-buru karena dapat menyebabkan kita mengambil atau memilih keputusan yang salah dan bahkan dapat membuat masalah semakin sulit. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dengan baik dengan cara mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusan kita dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu, agar keputusan yang kita ambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada.