Senin, 25 November 2013

Masalah sosial "BULLYING MENGGANGGU MASA DEPAN"


 'Bullying' Mengganggu Masa Depan
 Ilustrasi

    
     Anak yang sering menjadi korban 'bully' atau gangguan fisik dan mental dari orang sekitar, akan menghadapi berbagai masalah kesehatan dan persoalan pribadi di masa depan. Studi baru menemukan hasil merugikan
dari bully antara lain, penyakit serius, sulit bertahan dalam pekerjaan, dan hubungan sosial yang buruk.

Dalam jurnal Psychological Science, pertengahan Agustus lalu, bullying tak hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga dapat menimbulkan masalah kesejahteraan dan sosial. Penelitian pun dilakukan meliputi korban bullying, pelaku bullying, dan korban sekaligus pelaku.

"Kita tidak bisa mengabaikan intimidasi yang membahayakan dan tak terelakkan sebab akan menjadi bagian dari pertumbuhan hingga dewasa. Kita perlu mengubah pola pikir dan mengakui bahwa bullying adalah masalah serius bagi individu bahkan negara secara keseluruhan. Bullying memiliki efek jangka panjang dan signifikan," kata Dieter Wolke, profesor dari University Medical Center.

Korban bully mengalami risiko kesehatan terburuk ketika mereka dewasa. Enam kali lebih mungkin terdiagnosa penyakit serius, perokok berat, dan beresiko gangguan jiwa. Mereka adalah kelompok paling rentan karena emosi mereka tidak teratur, tidak ada dukungan untuk mengatasinya.

Wolke mengatakan, "Kasus bullying dapat menyebar bila tidak diatasi. Aturan memang tersedia di sekolah, tetapi harus ada alat baru untuk membantu tenaga profesional kesehatan untuk mengidentifikasi, memantau, dan mengurus efek buruk dari bullying."

Hasilnya, resiko terburuk dialami oleh para korban bullying. Namun, baik korban, pelaku, dan korban sekaligus pelaku, semuanya memiliki resiko dua kali lebih tinggi mengalami kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan dan sulit menabung. Dengan demikian, cenderung untuk mengalami kemiskinan di masa dewasa.Mereka juga akan kesulitan membentuk hubungan sosial baik untuk menikah maupun mempertahankan persahabatan jangka panjang.

Menurut saya  Setelah mengetahui tentang bullying, sudah seharusnya kita menghilangkan hal tersebut, agar kasus Bullying tidak menyebar dan jangan mau menjadi korban, apa lagi menjadi pelaku, dan juga janganlah hanya menjadi penonton saja ketika ada orang sekitar kita yang menjadi korban bullying. Jika memang sudah menjadi korban, jangan menjadi orangbrendah diri ataupun menjadi takut, jadikan hal tersebut menjadi batu pijakan kedepannya dan jangan membalas dendam. Jika sudah menjadi pelaku, akui kesalahan , minta maaf pada korban, dan jangan mengulangi hal yang sama kedepannya. Jika hanya sebagai penonton ubah sikap pasif menjadi aktif, segera lapor kepada orang yang lebih tua, atau gagalkan niat pelaku dengan cara lain yang tersedia, jangan hanya pura-pura tidak tahu dan lega karena bukan dirinya yang kena bullying



 http://www.tempo.co/read/news/2013/08/26/205507528/Bullying-Mengganggu-Masa-Depan

Senin, 11 November 2013

MASALAH SOSIAL PERNIKAHAN DINI (dibawah umur)

                                                      MASALAH SOSIAL  PERNIKAHAN DINI
                                                                   
   Isu pernikahan dini saat ini marak dibicarakan. Hal ini dipicu oleh pernikahan Pujiono Cahyo Widianto, seorang hartawan sekaligus pengasuh pesantren dengan Lutviana Ulfah. Pernikahan antara pria berusia 43 tahun dengan gadis belia berusia 12 tahun ini mengundang reaksi keras dari Komnas Perlindungan Anak. Bahkan dari para pengamat berlomba memberikan opini yang bernada menyudutkan. Umumnya komentar yang terlontar memandang hal tersebut bernilai negatif.
Di sisi lain, Syeh Puji, begitu ia akrab disapa berdalih untuk mengader calon penerus perusahaannya. Dia memilih gadis yang masih belia karena dianggap masih murni dan belum terkontaminasi arus modernitas. Lagi pula dalam pandangan Syeh Puji, menikahi gadis belia bukan termasuk larangan agama.
Sebenarnya kalau kita mau menelisik lebih jauh, fenomena pernikahan dini bukanlah hal yang baru di Indonesia, khususnya daerah Jawa. Penulis sangat yakin bahwa mbah buyut kita dulu banyak yang menikahi gadis di bawah umur. Bahkan—jaman dulu—pernikahan di usia ”matang” akan menimbulkan preseden buruk di mata masyarakat. Perempuan yang tidak segera menikah justru akan mendapat tanggapan miring atau lazim disebut perawan kaseb.
Namun seiring perkembangan zaman, image masyarakat justru sebaliknya. Arus globalisasi yang melaju dengan kencang mengubah cara pandang masyarakat. Perempuan yang menikah di usia belia dianggap sebagai hal yang tabu. Bahkan lebih jauh lagi, hal itu dianggap menghancurkan masa depan wanita, memberangus kreativitasnya serta mencegah wanita untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
Pernikahan Dini menurut Negara   
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa  perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.[1]
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.
Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat  mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.
Pernikahan Dini menurut Islam
Hukum Islam secara umum meliputi lima prinsip yaitu perlindungan terhadap agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal. Dari kelima nilai universal Islam ini, satu diantaranya adalah agama menjaga jalur keturunan (hifdzu al nasl). Oleh sebab itu, Syekh Ibrahim dalam bukunya al Bajuri menuturkan bahwa  agar jalur nasab tetap terjaga, hubungan seks yang mendapatkan legalitas agama harus melalui pernikahan. Seandainya agama tidak mensyari’atkan pernikahan, niscaya geneologi (jalur keturunan) akan semakin kabur.[2]  
Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini. Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang Perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut negara dibatasi dengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.
Terlepas dari semua itu, masalah pernikahan dini adalah isu-isu kuno yang sempat  tertutup oleh tumpukan lembaran sejarah. Dan kini, isu tersebut kembali muncul ke permukaan. Hal ini tampak dari betapa dahsyatnya benturan ide yang terjadi antara para sarjana Islam klasik dalam merespons kasus tersebut.
Pendapat yang digawangi Ibnu Syubromah menyatakan bahwa agama melarang pernikahan dini (pernikahan sebelum usia baligh). Menurutnya, nilai esensial pernikahan  adalah memenuhi kebutuhan biologis, dan melanggengkan keturunan. Sementara dua hal ini tidak terdapat pada anak yang belum baligh. Ia lebih menekankan pada tujuan pokok pernikahan.
Ibnu Syubromah mencoba melepaskan diri dari kungkungan teks. Memahami masalah ini dari aspek historis, sosiologis, dan kultural yang ada. Sehingga dalam menyikapi pernikahan Nabi Saw dengan Aisyah (yang saat itu berusia usia 6 tahun), Ibnu Syubromah menganggap sebagai ketentuan khusus bagi Nabi Saw yang tidak bisa ditiru umatnya.      
Sebaliknya, mayoritas pakar hukum Islam melegalkan pernikahan dini. Pemahaman ini merupakan hasil interpretasi dari QS. al Thalaq: 4. Disamping itu, sejarah telah mencatat bahwa Aisyah dinikahi Baginda Nabi dalam usia sangat muda. Begitu pula pernikahan dini merupakan hal yang lumrah di kalangan sahabat.
Bahkan sebagian ulama menyatakan pembolehan nikah dibawah umur sudah menjadi konsensus pakar hukum Islam. Wacana yang diluncurkan Ibnu Syubromah dinilai lemah dari sisi kualitas dan kuantitas, sehingga gagasan ini tidak dianggap. Konstruksi hukum yang di bangun Ibnu Syubromah sangat rapuh dan mudah terpatahkan.[3]
Imam Jalaludin Suyuthi pernah menulis  dua hadis yang cukup menarik dalam kamus hadisnya. Hadis pertama adalah ”Ada tiga perkara yang tidak boleh diakhirkan yaitu shalat ketika datang waktunya, ketika ada jenazah, dan wanita tak bersuami ketika (diajak menikah) orang yang setara/kafaah”.[4]
Hadis Nabi kedua berbunyi, ”Dalam kitab taurat tertulis bahwa orang yang mempunyai anak perempuan berusia 12 tahun dan tidak segera dinikahkan, maka anak itu berdosa dan dosa tersebut dibebankan atas orang tuanya”.[5]
Pada hakekatnya, penikahan dini juga mempunyai sisi positif. Kita tahu, saat ini pacaran yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi acapkali tidak mengindahkan norma-norma agama. Kebebasan yang sudah melampui batas, dimana akibat kebebasan itu kerap kita jumpai tindakan-tindakan asusila di masyarakat.  Fakta ini menunjukkan betapa moral bangsa ini sudah sampai pada taraf yang memprihatinkan. Hemat penulis, pernikahan dini merupakan upaya untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif tersebut. Daripada terjerumus dalam pergaulan yang kian mengkhawatirkan, jika sudah ada yang siap untuk bertanggungjawab dan hal itu legal dalam pandangan syara’ kenapa tidak ?  

   menurut saya pernikahan dini bisa di sebabkan faktor adat budaya di masyarakat untuk menikahkan anak nya terutama wanita di karena kan ketakutan anak nya akan menjadi perwan tua atau juga bisa di sebabkan karna faktor ekonomi yang menyebabkan terjadinya pernihan dini untuk mengatasi hal tersebut kita harus menghilang kan adat budaya pernikahan dini dengan cara penyuluhan terhadap masyarakat akibat dari pernikahan dini dan malakukan penyuluhan tentang umur yang di perbolehkan untuk menikah dan juga kita harus menghilangkan faktor ekonomi agar  sehingga pernikahan dini bisa di hilangkan dari adat budaya dan alasan ekonomi tersebut.

Rabu, 30 Oktober 2013

MASALAH SOSIAL MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

    Masalah sampah

Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah sampah sangat mengganggu, terutama kalau tidak dikelolah dengan baik. Bagaimana dengan pengelolaan sampah di lingkunganmu? Bagi masyarakat pedesaan, sampah mungkin belum menjadi masalah serius. Tapi, tidak demikian dengan masyarakat yang tinggal di kota atau di daerah padat penduduk. Masyarakat kota dan daerah padat penduduk menghasilkan banya sekali sampah. Sampah segera menumpuk jika tidak segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kebersihan, memikul tanggung jawab dalam mengelola sampah. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap. Sampah yang ditumpuk dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular. Misalnya, muntah berak (muntaber), penyakit kulit, paru- paru, dan pernapasan. Karena itu, kalau kamu perhatikan, di lingkungan tempat tinggalmu ada selalu ada petugas sampah. Setiap bulan orang tuamu membayar iuran sampah. Pernahkah kamu mengalami keadaan di mana sampah tidak diangkut lebih dari satu minggu? Lingkungan menjadi bau, bukan? Bagaimana Pak RT dan masyarakat di lingkunganmu memecahkan masalah ini? Masalah lain berkaitan dengan sampah adalah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Di banyak tempat banyak warga yang biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air. Sungai dan aliran air menjadi mampet. Akibatnya, sering terjadi banjir jika hujan lebat. Semua warga masyarakat harus ikut serta mengelola sampah. Warga bisa mengurangi masalah sampah dengan tertib mengelola sampah. Kita biasakan untuk memisahkan sampah plastik dari sampah basah. Kemudian kita menaruh sampah di tempat semestinya.

menurut saya masalah sampah bisa di atasi dengan cara penyuluhan terhadap masyarakat terutama pelajar akan pentingnya membuang sampah pada tempat nya dan selain itu juga cara mengolah sampah atau daur ulang sampah 

Senin, 21 Oktober 2013

KESENJANGAN SOSIAL DI INDONESIA

   Kesenjangan sosial adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia dan masyarakat di dunia yang disebabkan oleh perbedaan dalam hal kualitas hidup yang sangat mencolok. Fenomena ini dapat terjadi pada negara manapunDalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedaan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangna yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah,apalagi jika ia miskin dan juga kotor,jangankan menolong,sekedar melihatpun mereka enggan.
         
   Disaat banyak orang-orang miskin kedinginan karena pakaian yang tidak layak mereka pakai,namun banyak orang kaya yang berlebihan membeli pakaian bahkan tak jarang yang memesan baju dari para designer seharga 250.000 juta,dengan harga sebnyak itu seharusnya sudah dapat memberi makan orang-orang miskin yang kelaparan.
                Pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini,pembukaan UUD 45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa,harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi tanggung jawab mereka,tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing,uang dan biaya yang seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri.Kalaupun pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah “hukuman” yang sebenarnya,banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam kurungan penjara yang seharusnya memebuat mereka jera.
            Kemiskian memang bukan hanya menjadi masalah di Negara Indonesia, bahkan Negara majupun masih sibuk mengentaskan masalah yang satu ini. Kemiskinan memang selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan tetapi kami yakin : “du chocs des opinion jaillit la verite”. “ Dengan benturan sebuah opini maka akan munculah suatu kebenaran “. Dengan kebenaran maka keadilan ditegakkan, dan apabila keadilan ditegakkan kesejateraan bukan lagi menjadi sebuah impian akan tetapi akan menjadi sebuah kenyataan.
 
 Kesenjangan sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
          
 1. Kemiskinan

               Kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu suratan takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak kreatif, dan tidak punya etos kerja. Inti kemiskinan terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari :
a) Kemiskinan itu sendiri
b) Kelemahan fisik
c) Keterasingan atau kadar isolasi
d) Kerentaan
e) Ketidakberdayaan

            2.  Kurangnya lapangan kerja
                  
                Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih. Faktor-faktor penyebab pengangguran di Indonesia:
a. Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja
b. Kelebihan penduduk/pencari kerja
c. Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha
d. Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha

                Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan, khususnya di lingkungan perkotaan. Memang benar jika dikatakan bahwa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini jelas-jelas mencederai rasa keadilan serta bertolak belakang dengan kebersamaan dan kesetaraan sosial. Akibat dari semakin meningkatnya kesenjangan sosial adalah:
            
 A. Melemahnya wirausaha
                  
  Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur keinginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hali ini dikarenakan seorang wirausaha selalu di anggap remeh.
           
 B. Terjadi kriminalitas
   
    Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, seperti mencopet, mencuri, judi, dll.
            Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia:
a. Menomorsatukan pendidikan
b. Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis Kemiskinan
c. Meminimalis KKN dan memberantas korupsi.
d. Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum.


   menurut saya kesenjangan sosial bisa di atasi dengan cara meningkatkan mutu SDM (sumber daya manusia) dan memperbanyak lapangan pekerjaan  untuk meningkat lapangan pekerjaan bisa juga dengan cara meningkatkan para wirausahawan, dengan memberikan sedikit dorongan modal dan pelatihan yang tepat agar dapat meningkat minat wirausahawan untuk mengembangkan usaha nya sementara untuk meningkatkan mutu SDM bisa dengan cara pelatihan dan pendidikan yang menunjang.

sumber :

Selasa, 15 Oktober 2013

MASALAH SOSIAl SEX BEBAS DI KALANGAN PELAJAR

                                       Seks Bebas di Kalangan Pelajar
Pada zaman sekarang pergaulan di kalangan anak sekolah khususnya pada anak Sekolah Menengah Atas semakin mengkhawatirkan, Kekhawatiran itu tidak tanpa sebab, semakin pesatnya perkembangan teknologi dan semakin besarnya pengaruh budaya barat di kalangan anak muda zaman sekarang.
Halnya seperti contoh aktor dan artis Indonesia sekarang yang selalu berpenampilan seksi guna menunjang penampilan mereka. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan suatu pengaruh kepada orang yang melihat penampilan mereka ingin meniru gaya penampilan tersebut. Dari kegiatan meniru penampilan aktor dan artis yang berpenampilan seksi tersebut secara tidak langsung mengakibatkan orang yang melihat menjadi ingin melakukan tindakan yang bersifat negatif.
Sebagai contoh kedua, dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat semakin mudahnya seseorang untuk mendapatkan suatu hal – hal informasi. Di zaman sekarang untuk mengakses alamat – alamat website yang bersifat pornografi sangat lah mudah. Menurut data Departement Telekomunikasi dan Komunikasi, pengakses terbesar website bersifat pornografi adalah Negara Indonesia. Dan kebanyakan pengakses website tersebut adalah anak usia di bawah umur. Lengahnya pengawasan dari orang tua dan kurangnya pemberian pendidikan karakter kepada anak, mengakibatkan seorang anak dapat dengan mudah terjerumus kedalam perbuatan yang negatif. 
Di zaman sekarang juga pola berpacaran anak sekolah sudah menjerumus ke arah budaya free sex (seks bebas). Itu semua tidak dapat terlepas dari pengaruh oleh prilaku hal negatif yang di karenakan hal – hal yang bersifat pornografi seperti melihat orang berpakaian seksi dan pengaruh dari menonton film yang bersifat porno. Hal – hal tersebut mengakibatkan suatu keinginan dari seorang anak untuk melakukan hal – hal yang menjerumus ke arah perilaku free sex (seks bebas). Seperti halnya pada zaman sekarang banyak anak sekolah yang harus Drop Out (di keluarkan) dari sekolah hanya karena hamil di luar nikah.  Sehingga siswa yang seharusnya memiliki masa depan yang cerah, dapat sirnah masa depannya hanya karena perbuatan asusila tersebut.
Seks bebas pelajar atau pergaulan bebas yang dilakukan oleh para pelajar pada masa remaja merupakan masa di saat seorang individu atau pelajar mengalami peralihan pribadi dari satu tahap ketahap berikutnya. Pelajar yang umumnya masih berusia remaja akan menghadapi sebuah masa pubertas yang biasanya terjadi pada usia 15 – 18 tahun namun sekarang masa puberatas lebih cepat dari awalnya biasanya pada usia 10 – 13 tahun.
Seks bebas pelajar yang dulunya hanya pada jenjang perkuliahan dan SMA sekarang sudah merambah ke tingkat SMP bahkan sampai tingkat SD. Menurut data dari Dinas Pendidikan kota Pati, angka putus sekolah di kota Pati tiap tahun meningkat terus.
Pembicaraan seks pada masa sekarang dengan alur informasi dan teknologi yang hampir tidak pasti batasan industrinya dengan moral, tidak lagi dianggap tabu. Pelajar tentu mengetahui apa itu seks. Namun pengetahuan mereka tentang seks hanya sekedar tahu saja namun tidak dapat memahaminya mendalam apa seks itu sesungguhnya. Mereka menganggap bahwa seks merupakan sebuah kebutuhan yang wajar bagi mereka. Pada saat ini banyak dari para pelajar yang melakukan hubungan seks bebas tanpa mengetahui akan dari dampak yang dilakukannya, Yang jelas jelas bertentangan dengan norma – norma yang terdapat di kalangan masyarakat.
Beberapa faktor yang menyebabkan seks bebas dikalangan pelajar. Faktor faktor tersebut berperan penting dalam pengaruh budaya seks dikalangan para pelajar.
1. Diri Sendiri
Dalam konteks ini seks bebas pelajar terjadi dikarenakan pengaruh yang timbul dari diri seorang pelajar itu sendiri adanya suatu dorongan untuk mengetahui akan hal hal yang belum mereka ketahui. Pada usia remaja para pelajar selalu ingin mencoba hal – hal yang baru yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan. Para pelajar juga memiliki sifat untuk bereksperimen dan melakukan tantangan. Tidak hanya itu sifat para pelajar yang pada usia Puber yang masih meledak – ledak dan kadang tidak terkendali menyebabkan mereka tidak berfikir panjang dalam melakukan suatu hal. Sehingga para pelajar sering melakukan hal sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
2. Lingkungan Keluarga
Peran sebuah keluarga dalam mengontrol perilaku pelajar sangatlah berpengaruh besar dalam proses pembentukan karakter seorang siswa. Sebagai lingkup sosial terkecil, sudah sepatutnya keluarga memberikan perhatian pada para pelajar tersebut. Seorang pelajar yang kurang mendapatkan suatu perhatian dari keluarganya tentu akan mengakibatkan anak itu berbuat seenakanya sendiri. Menerobos norma dan aturan yang berlaku. Hingga akhirnya menyerap semua hal yang ditemuinya dalam pergaulan sehari harinya termasuk akan seks.
Pelajar yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis sangat mungkin terjerumus ke hal hal negatif dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tuanya. Ini dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan terhadap keluarga. Mereka beranggapan dengan berbuat seenaknya mereka bisa melupakan semua hal yang terjadi di keluarga.
3. Luar Lingkungan
Faktor Luar Lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan seks bebas, terdiri akan 2 faktor yakni :
a. Faktor dari Teman
Faktor teman juga memungkinkan seseorang untuk melakukan seks bebas. Karena ada kalanya seorang pelajar menganggap bahwa temannya yang paling mengerti akan dirinya daripada keluarganya. Beruntung bagi seorang pelajar yang memiliki teman seorang penuntun ke arah yang lebih baik, baik dari akademis maupun moralnya. Akan tetapi jika seorang pelajar tersebut mendapatkan teman yang tidak baik. Hal ini bisa saja menjerumuskan pelajar tersebut kearah yang tidak baik. Bahkan sering di temukan seorang teman yang memeng sengaja menjerumuskan ke arah yang negatif.
b. Faktor dari sekolah
Walau dasarnya sekolah merupakan tempat untuk belajar untuk mendapatkan suatu ilmu yang bermanfaat kelak, namun bukan berarti sekolah tidak berperan dalam membentuk karakter seorang siswa untuk dapat di bawa kemana. Sebagai contoh gaya berpacaran anak SMA sekarang tidak mengenal akan tempat untuk berciuman terkadang juga dilakukan di tempat umum seperti sekolahan. Hal ini juga diperparah dengan gaya berpakaian para guru guru muda yang seolah sengaja memakai pakaian yang minim seperti rok yang ketat atau berpakaian seksi. Fenomena itu menambah seorang pelajar untuk dapat melakukan hubungan seks bebas dikarenakan setiap hari disuguhi akan pemandangan seperti itu.
4. Faktor Teknologi dan Budaya Asing
Arus informasi dan teknologi yang tidak terkendali turut memberikan dampak negatif terhadap perkembangan seorang pelajar. Seharusnya dengan kemajuan teknologi akan memberikan manfaat yang berguna untuk pelajar. Dengan kemajuan teknologi pengaruh akan budaya asingpun berpengaruh besar merubah karakter seorang pelajar. Cara berpakaian budaya barat yang seksi seorang menjadi sebuah tren yang di senangi oleh anak anak remaja zaman sekarang. Akibatanya timbul rasa ingin melakukan hal hal negatif ketika seseorang melihat hal hal tersebut di sekitar kita.  
Anggapan melakukan seks bebas di kalangan pelajar sudah semakin mengkhawatirkan sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang memiliki moral dan berbudaya ketimur-timuran haruslah memiliki moral yang baik sehingga tidak terjerumus ke arah budaya seks bebas.

menurut saya di perlukan bimbingan atau pengarahan terhadap pelajar akan bahaya nya sex bebas dan resiko yg akan di alami oleh pelajar akan akibat buruk nya sex bebas contoh nya pelajar bisa terjangkit penyakit menular dan berbahaya seperti  HIV/AIDS,SIFILIS dan dll.
serta resiko kehamilan di usia belia yg harus nya masih bersenang-senang belajar dan bermain dengan teman-teman malah harus mengurusi anak.
dan menurut saya perlu juga pelajar di dekatkan kepada tuhan agar mereka merasa takut untuk melakukan sex bebas karena melakukan sex bebas adalah dosa.

sumber :

Senin, 07 Oktober 2013

MASALAH SOSIAL KEMISKINAN MASYARAKAT INDONESIA

Masalah Sosial Kemiskinan masyarakat INDONESIA

  Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .Menurut data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),sampai dengan akhir 2012 angka  kemiskinan mengalami penurunan 11,55 % saja. namun hanya turun 0,3 % saja saat ini jumlah penduduk miskin di indonesia mencapai 29 juta jiwa. dari jumlah tersebut sebanyak 18 juta jiwa berada di pedeasaan (64 %). sementara di perkotaan sebanyak 10,51 juta jiwa (36 %)1

   Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam rung lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Pusaran arus besar pemikiran sekitar kita saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi. Bersumber konstruksi ini, penanganan pengurangan orang miskin berpotensi bersilang jalan. Pada satu kutub kemiskinan diatasi lewat pemberdayaan –mengasumsikan potensi inheren orang miskin. Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas. sehingga adanya kejanggalan dalam interaksi antara orang yang berada di tingkatan yang dibwah dan di atasnya.

Kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akan mencari lahan-lahan kritis atau lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi tersebut akan kehilangan fungsi lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.

Kedua, lapangan pekerjaan, penduduk miskin tanpa mata pencaharian akan memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku. Karena desakan ekonomi, banyak penduduk yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memasuki kawasan-kawasan yang sebenarnya dilindungi, apabila tidak dicegah dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama menyebabkan kawasan lindung akan berkurang bahkan hilang sama sekali, yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan (sebagai pemberi jasa lingkungan)

    menurut saya untuk mengatasi kemiskinan yg kian meningkat di perlukan solusi yang sangat serius untuk mengurangi tingkat kemiskinan di indonesia salah satu solusi nya adalah 
Menciptakan lapangan kerja yang mampu menampung tenaga kerja sehingga pengangguran semakin rendah
Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia serta meningkatkan mutu pendidikan di indonesia dan
Menghilakan korupsi yang sudah mendarah daging di indonesia dan juga menggalakan program zakat agar masyarakat penduduk indonesia terbebas dari ratai setan kemiskinan.



nama : mawardi gayo
kelas  : 1ka17
npm   : 15113366

Jumat, 27 September 2013

MASALAH SOSIAL PERILAKU DI FACEBOOK MENCERMINKAN MASALAH PENERIMAAN DIRI

     Studi oleh peneliti sosial menemukan adanya keterkaitan antara interaksi manusia dengan teknologi. Salah satunya interaksi di media sosial termasuk Facebook di dalamnya, yang mencerminkan masalah personal yakni perasaan mendalam terhadap diri sendiri juga masalah penerimaan diri.

Hasil studi ini telah dipresentasikan oleh tim peneliti internasional di pertemuan INTERACT 2013 di Cape Town, Afrika Selatan.

Perilaku di Facebook
Bagaimana seseorang berperilaku di Facebook dapat mengungkapkan level penerimaan diri dan tujuan hidupnya. Mereka yang sering menghabiskan waktu mengangkat citra personal lewat Facebook memiliki level penerimaan diri yang tak sama. Di samping itu, gaya seseorang saat beraktivitas di media sosial juga berbeda antara kalangan yang memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dan mereka yang sangat mengkhawatirkan pendapat orang lain tentang dirinya.

Para peneliti juga mengungkapkan, pengguna media sosial dengan berbagai aktivitasnya di dunia maya menunjukkan gambaran akurat mengenai dirinya sendiri. Misalnya, orang yang rendah diri cenderung mengkhawatirkan apa yang orang lain posting tentang mereka di jejaring sosial. Sedangkan mereka yang memiliki harga diri lebih tinggi cenderung menghabiskan waktu untuk membangun citra personal di media sosial. 

Orang dengan kepercayaan diri tinggi juga cenderung lebih sering posting mengenai apa yang mereka suka atau tidak suka, opini tentang sesuatu, juga persepsinya tentang berbagai hal. Sebaliknya, orang dengan kecenderungan neurotik atau gangguan mental paling ringan biasanya sering merasa cemas, akan lebih banyak menggunakan waktunya di Facebook dengan memantau konten, menghapusposting yang mendapatkan respons negatif dari orang lain.

"Tipe aktivitas yang dilakukan pengguna Facebook dan bentuk informasi apa saja yang mereka masukkan ke akun Facebook mereka, mencerminkan identitas diri penggunanya. Anda adalah Facebook Anda. Terlepas dari kebutuhan sosialisasi, Facebook merupakan medium personal yang punya arti mendalam," ungkap S Shyam Sundar, profesor komunikasi dan salah satu direktur Media Effects Research Laboratory di Penn State University. 

Studi ini menganalisis aktivitas 225 mahasiswa South Korean university, di Facebook. Selain itu, responden juga menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai berapa banyak informasi yang mereka tampilkan di Facebook terkait keluarga, pekerjaan, dan hubungan pribadi. Para peneliti juga bertanya mengenai frekuensi update informasi di Facebook.


menurut saya seseorang yang memiliki masalah penerimaan diri perlu masukan positif dari orang-orang terdekat di sekitar nya bahwa seseorang harus menerima kondisi dan ke adaan diri nya sendiri karena setiap manusia di ciptakan berbeda-beda dan tidak sama satu sama lain nya karena setiap manusia mempunya kekurangan dan kelebihan masing-masing   

Sumber :